Hari terakhir di bulan Ramadan adalah momen untuk bersyukur kepada Allah dengan membaca tahlil, tasbih, dan takbir. Allah telah memberikan nikmat yang besar dengan memperkenankan kita merayakan Idul Fitri. Sebagaimana firman Allah:
ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون
"Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185)
Kita juga dianjurkan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ dan berharap syafaatnya di hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda:
من صلى علي صلاة واحدة صلى الله عليه عشرا
"Barang siapa bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim)
Hari Raya Idul Fitri adalah hari penuh kebahagiaan bagi orang yang telah menyempurnakan puasanya selama sebulan penuh. Orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan, yaitu saat berbuka dan saat bertemu dengan Allah di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
للصائم فرحتان: فرحة عند فطرهِ وفرحة عند لقاء ربِه
"Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabb-nya." (HR. Bukhari & Muslim)
Kemenangan sejati bukan hanya merayakan Idul Fitri, tetapi bagaimana kita bisa istiqomah dalam ibadah setelah Ramadan. Allah berfirman:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ
"Maka tetaplah istiqomah sebagaimana diperintahkan kepadamu." (QS. Hud: 112)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِم
"Katakanlah: 'Aku beriman kepada Allah', lalu beristiqomahlah." (HR. Muslim)
Orang yang beriman hendaknya tetap teguh dalam keimanan dan ketaqwaan sepanjang hidup. Jika selama Ramadan kita rajin beribadah, maka setelahnya kita harus mempertahankan kebiasaan baik tersebut sebagai bukti bahwa amalan kita diterima oleh Allah. Para ulama mengatakan bahwa tanda diterimanya amal adalah keberlanjutan amal tersebut setelah Ramadan. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَحَبُّ الِأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّتْ
"Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus walaupun sedikit." (HR. Bukhari & Muslim)
Maka hendaknya kita merenungkan apakah amalan kita akan terus berlanjut setelah Ramadan. Sebab, seburuk-buruk umat adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadan saja. Allah berfirman:
ولَا تَكُونُوا كَالْتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَةٍ أَنكَاثًا
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya setelah ia kuat." (QS. An-Nahl: 92)
Kita harus istiqomah dalam menyembah Allah hingga ajal menjemput. Rasulullah ﷺ bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَه
"Celakalah seseorang yang mendapati bulan Ramadan tetapi tidak mendapatkan ampunan." (HR. Ahmad)
Oleh karena itu, kita harus merenungkan apakah puasa, shalat malam, zakat, dan amal lain kita selama Ramadan telah diterima oleh Allah dan bisa menghapus dosa. Tanda bahwa dosa telah diampuni adalah istiqomah setelah Ramadan. Maka, tetaplah istiqomah dan bersabar dalam beribadah, karena kita tidak tahu kapan Allah akan mengampuni dosa kita. Jadikanlah Ramadan sebagai titik awal, bukan titik akhir, dalam perjalanan ibadah kita menuju ridha Allah.
WaAllahu a'lam bisshowab
Tahun Berdiri | 2000 |